Kamis, 08 April 2010

KAIN BATIK

Kain batik merupakan salah satu hasil kerajinan di Surakarta yang menjadi ciri khas kota ini. Dengan gambar dan motif klasik, menjadikannya terkenal di pasaran internasional. Kain batik ini dulunya mempunyai teknik pembuatan yang sangat rumit. Mulai dari pembuatan pola, penutupan dan pewarnaan dilakukan berulang-ulang hingga mendapat hasil yang diinginkan. proses penutupan kain dengan bahan malam atau semacam bahan lilin agar pori-pori kain tidak terwarnai. Alat yang digunakan untuk proses penutupan adalah canting, anglo atau kompor dan wajan kecil untuk memanasi malam.

Minggu, 28 Maret 2010

Batik Pesisir adalah salah satu motif batik tulis khas Pekalongan yang telah dikembangkan dan mengalami perubahan-perubahan sesuai dengan perkembangan dan permintaan konsumen. Pengrajin Batik Pesisir terkonsentrasi didesa Kemplong, Wiradesa, tepatnya belok kanan (dari arah Jakarta) dipersimpangan Wiradesa.Proses pembuatan Batik Pesisir bervariasi, berkisar antara 1 sampai 6 bulan, tergantung pada tingkat kesulitan dan kompleksnya komposisi warna. Hargapun bervariasi antara Rp 1 juta sampai Rp 6 Juta.

Atas kebaikan sdr Taufik Hidayat, Koordinator Pemasaran batik dari Toko/Butik Batik “Failasuf”, saya mengunjungi sentra pengrajin Batik Pesisir didesa-Kemplong.Proses pembuatan batik dimulai dengan bahan baku. Bahan baku yang dipergunakan untuk membuat Batik Pesisir ada 2, yaitu: Mori Katun - Rayon (Polyester) - Sutra.Bahan baku ini dicuci dengan memasukkan bahan-bahan tersebut kedalam tungku air panas, untuk menghilangkan bahan-bahan kimia (auxillaries) yang dipergunakan oleh pabrik pembuat bahan tersebut.








[navigasi.net] Kerajinan - Batik Pesisir - Pekalongan


Setelah proses ini dilakukan pengeringan dan pelurusan, bahan ini dikirim kebagian pola, untuk digambarkan pola/designnya.

Setelah diberikan pola/design sesuai dengan rencana produksi, maka bahan Batik Pesisir yang telah berdesign itu dikirimkan kebagian pengrajin batik tulis.

Proses pembuatan batik memang rumit, dengan beberapa kali proses pewarnaan pola/design, dimana setiap pemberian warna tertentu, bagian lainnya harus ditutup dengan wax (malam) supaya tidak terwarnai. Proses pewarnaan ini bisa sampai sepuluh kali, bahkan lebih, sesuai dengan tingkat kesulitan maupun pola/design warnanya.








[navigasi.net] Kerajinan - Batik Pesisir - Pekalongan


Dapat dilihat pada gambar diatas, proses pewarnaan dan cara memegang “canting” yang bervariasi, sebagaimana setiap orang berbeda dalam hal menulis dengan tangan.

Proses canting ini juga unik, dimana setiap memulai “penulisan” pada pola/design dengan menggunakan wax (malam), ujung canting harus ditiup untuk mendorong “buble” udara yang bisa memblok alur/jalannya wax melalui ujung canting tersebut.

Disamping design yang tradisional, batik Pesisir mempunyai beberapa design yang disukai sejak dulu, yaitu design Belanda, Cina dan Jepang.

Para pengrajin mendapatkan penghasilan rata-rata sebesar Rp 9.000.- per hari dan banyak diantara mereka yang “drop-out” SMP. Meski demikian, mereka nampaknya gembira dan senyum selalu.

Selembar kain batik dan proses pembuatannya

Awalnya yang disebut BATIK adalah kain yang ditulis (bisa juga disebut dilukis) dan bentuknya adalah sebuah lembaran kain yang dalam bahasa Jawa-nya disebut jarik. Kala itu JARIK hanya dipakai sebagai pelengkap, bawahan beskap untuk pria dan kebaya untuk wanita. Motif gambar kain batik jadoel juga cuma itu2 saja dan tentunya waktu itu pengrajin harus mengikuti pakem, kemudian bahan dasar batik cuma mori saja, beda dengan yang sekarang ada sutra dll. Sekarang ini batik tulis sudah dibuat macam2 ada kemeja, rok hingga gaun wanita, walau kain jarik tetap ada tetapi penggunannya terbatas hanya untuk acara resmi & pengantin, ini jika melihat diperkotaan, sementara di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta yang namanya jarik masih dipergunakan oleh ibu2 sebagai pakaian sehari hari.

Ketika memakai baju batik (tulis) mungkin kita tidak tahu bagaimana proses pembuatannya, atau sering terdengar ucapan bahwa batik harganya kok mahal ? Proses pembuatan batik tulis yang halus dan berkwalitas baik akan memakan waktu 9 bulan lamanya. Proses pembuatannya adalah ; pertama adalah memilih kain bahan dasar yang ber kwalitas, kebanyakannya dari kain mori tetapi bisa juga sutera. Proses awal adalah Loyor kain pabrikan dibersihkan (untuk mori biasanya mengandung kanji) dengan mempergunakan air panas yang dicampur dengan merang atau jerami. Setelah bersih maka kain dipadatkan serat2nya, proses ini disebut Kemplong setelah ini Mempola; membuat pola motif dengan mempergunakan pensil dilanjutkan dengan Membatik; menempelkan lilin batik (malam) pada pola yang sudah ada dengan memakai Canthing. Menutup bagian dari pola yang tetap dibiarkan putih saja dengan lilin tembokan adalah proses Nembok dilanjut dengan Medel mencelup kain yang sudah diberi lilin batik kedalam warna yang dikehendaki biasanya warna gelap mempergunakan nila. Ngerok dan Nggirah ini adalah proses menghilangkan lilin dari bagian2 yang akan diberi warna, dengan alat kerok/serut. Selanjutnya Mbironi yaitu menutup bagian2 yang akan dibiarkan tetap berwarna putih dan tempat2 yang terdapat cecek (titik titik). Nyoga, mencelup kain kedalam pewarna coklat dan proses terakhir adalah Nglorod atau menghilangkan lilin batik dengan air mendidih dan akhirnya kain dikeringkan dan siap diproses menjadi pakaian atau tetap sebagai kain jarik.

peksikukilo.jpg

Gambar diatas adalah motif batik tulis saat ini yang diberi nama Peksikukilo oleh perancangnya; Ibu Siti Sendari yang showroom dan pabriknya di Jl. Soepomo No. 56 Solo,motif modern yang nampak indah dan anggun.

Apa itu Canthing ?

canthing.jpgCanthing adalah sebuah alat untuk membatik.
  • Perkembangan Batik di Indonesia
Sejarah pembatikan di Indonesia berkaitan dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan kerajaan sesudahnya. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta.

Kesenian batik merupakan kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.

Dalam perkembangannya lambat laun kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga istana, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria.
Tahapan-tahapan dalam proses pembutan batik tulis ini:

  1. Langkah pertama adalah membuat desain batik yang biasa disebut molani. Dalam penentuan motif, biasanya tiap orang memiliki selera berbeda-beda. Ada yang lebih suka untuk membuat motif sendiri, namun yang lain lebih memilih untuk mengikuti motif-motif umum yang telah ada. Motif yang kerap dipakai di Indonesia sendiri adalah batik yang terbagi menjadi 2 : batik klasik, yang banyak bermain dengan simbol-simbol, dan batik pesisiran dengan ciri khas natural seperti gambar bunga dan kupu-kupu. Membuat design atau motif ini dapat menggunakan pensil.

  2. Setelah selesai melakukan molani, langkah kedua adalah melukis dengan (lilin) malam menggunakan canting (dikandangi/dicantangi) dengan mengikuti pola tersebut.

  3. Tahap selanjutnya, menutupi dengan lilin malam bagian-bagian yang akan tetap berwarna putih (tidak berwarna). Canting untuk bagian halus, atau kuas untuk bagian berukuran besar. Tujuannya adalah supaya saat pencelupan bahan kedalam larutan pewarna, bagian yang diberi lapisan lilin tidak terkena.

  4. Tahap berikutnya, proses pewarnaan pertama pada bagian yang tidak tertutup oleh lilin dengan mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu .

  5. Setelah dicelupkan, kain tersebut di jemur dan dikeringkan.

  6. Setelah kering, kembali melakukan proses pembatikan yaitu melukis dengan lilin malam menggunakan canting untuk menutup bagian yang akan tetap dipertahankan pada pewarnaan yang pertama.

  7. Kemudian, dilanjutkan dengan proses pencelupan warna yang kedua.

  8. Proses berikutnya, menghilangkan lilin malam dari kain tersebut dengan cara meletakkan kain tersebut dengan air panas diatas tungku.

  9. Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan kembali proses pembatikan dengan penutupan lilin (menggunakan alat canting)untuk menahan warna pertama dan kedua.

  10. Proses membuka dan menutup lilin malam dapat dilakukan berulangkali sesuai dengan banyaknya warna dan kompleksitas motif yang diinginkan.

  11. Proses selanjutnya adalah nglorot, dimana kain yang telah berubah warna direbus air panas. Tujuannya adalah untuk menghilangkan lapisan lilin, sehingga motif yang telah digambar sebelumnya terlihat jelas. Anda tidak perlu kuatir, pencelupan ini tidak akan membuat motif yang telah Anda gambar terkena warna, karena bagian atas kain tersebut masih diselimuti lapisan tipis (lilin tidak sepenuhnya luntur). Setelah selesai, maka batik tersebut telah siap untuk digunakan.

  12. Proses terakhir adalah mencuci kain batik tersebut dan kemudian mengeringkannya dengan menjemurnya sebelum dapat digunakan dan dipakai.

Alat dan Bahan Membuat Batik


      Berikut ini adalah alat dan bahan yang harus disiapkan untuk membuat batik tulis :

    • Kain mori (bisa terbuat dari sutra atau katun)
    • Canting sebagai alat pembentuk motif,
    • Gawangan (tempat untuk m enyampirkan kain)
    • Lilin (malam) yang dicairkan
    • Panci dan kompor kecil untuk memanaskan
    • Larutan pewarna