Minggu, 28 Maret 2010

Batik Pesisir adalah salah satu motif batik tulis khas Pekalongan yang telah dikembangkan dan mengalami perubahan-perubahan sesuai dengan perkembangan dan permintaan konsumen. Pengrajin Batik Pesisir terkonsentrasi didesa Kemplong, Wiradesa, tepatnya belok kanan (dari arah Jakarta) dipersimpangan Wiradesa.Proses pembuatan Batik Pesisir bervariasi, berkisar antara 1 sampai 6 bulan, tergantung pada tingkat kesulitan dan kompleksnya komposisi warna. Hargapun bervariasi antara Rp 1 juta sampai Rp 6 Juta.

Atas kebaikan sdr Taufik Hidayat, Koordinator Pemasaran batik dari Toko/Butik Batik “Failasuf”, saya mengunjungi sentra pengrajin Batik Pesisir didesa-Kemplong.Proses pembuatan batik dimulai dengan bahan baku. Bahan baku yang dipergunakan untuk membuat Batik Pesisir ada 2, yaitu: Mori Katun - Rayon (Polyester) - Sutra.Bahan baku ini dicuci dengan memasukkan bahan-bahan tersebut kedalam tungku air panas, untuk menghilangkan bahan-bahan kimia (auxillaries) yang dipergunakan oleh pabrik pembuat bahan tersebut.








[navigasi.net] Kerajinan - Batik Pesisir - Pekalongan


Setelah proses ini dilakukan pengeringan dan pelurusan, bahan ini dikirim kebagian pola, untuk digambarkan pola/designnya.

Setelah diberikan pola/design sesuai dengan rencana produksi, maka bahan Batik Pesisir yang telah berdesign itu dikirimkan kebagian pengrajin batik tulis.

Proses pembuatan batik memang rumit, dengan beberapa kali proses pewarnaan pola/design, dimana setiap pemberian warna tertentu, bagian lainnya harus ditutup dengan wax (malam) supaya tidak terwarnai. Proses pewarnaan ini bisa sampai sepuluh kali, bahkan lebih, sesuai dengan tingkat kesulitan maupun pola/design warnanya.








[navigasi.net] Kerajinan - Batik Pesisir - Pekalongan


Dapat dilihat pada gambar diatas, proses pewarnaan dan cara memegang “canting” yang bervariasi, sebagaimana setiap orang berbeda dalam hal menulis dengan tangan.

Proses canting ini juga unik, dimana setiap memulai “penulisan” pada pola/design dengan menggunakan wax (malam), ujung canting harus ditiup untuk mendorong “buble” udara yang bisa memblok alur/jalannya wax melalui ujung canting tersebut.

Disamping design yang tradisional, batik Pesisir mempunyai beberapa design yang disukai sejak dulu, yaitu design Belanda, Cina dan Jepang.

Para pengrajin mendapatkan penghasilan rata-rata sebesar Rp 9.000.- per hari dan banyak diantara mereka yang “drop-out” SMP. Meski demikian, mereka nampaknya gembira dan senyum selalu.

Selembar kain batik dan proses pembuatannya

Awalnya yang disebut BATIK adalah kain yang ditulis (bisa juga disebut dilukis) dan bentuknya adalah sebuah lembaran kain yang dalam bahasa Jawa-nya disebut jarik. Kala itu JARIK hanya dipakai sebagai pelengkap, bawahan beskap untuk pria dan kebaya untuk wanita. Motif gambar kain batik jadoel juga cuma itu2 saja dan tentunya waktu itu pengrajin harus mengikuti pakem, kemudian bahan dasar batik cuma mori saja, beda dengan yang sekarang ada sutra dll. Sekarang ini batik tulis sudah dibuat macam2 ada kemeja, rok hingga gaun wanita, walau kain jarik tetap ada tetapi penggunannya terbatas hanya untuk acara resmi & pengantin, ini jika melihat diperkotaan, sementara di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta yang namanya jarik masih dipergunakan oleh ibu2 sebagai pakaian sehari hari.

Ketika memakai baju batik (tulis) mungkin kita tidak tahu bagaimana proses pembuatannya, atau sering terdengar ucapan bahwa batik harganya kok mahal ? Proses pembuatan batik tulis yang halus dan berkwalitas baik akan memakan waktu 9 bulan lamanya. Proses pembuatannya adalah ; pertama adalah memilih kain bahan dasar yang ber kwalitas, kebanyakannya dari kain mori tetapi bisa juga sutera. Proses awal adalah Loyor kain pabrikan dibersihkan (untuk mori biasanya mengandung kanji) dengan mempergunakan air panas yang dicampur dengan merang atau jerami. Setelah bersih maka kain dipadatkan serat2nya, proses ini disebut Kemplong setelah ini Mempola; membuat pola motif dengan mempergunakan pensil dilanjutkan dengan Membatik; menempelkan lilin batik (malam) pada pola yang sudah ada dengan memakai Canthing. Menutup bagian dari pola yang tetap dibiarkan putih saja dengan lilin tembokan adalah proses Nembok dilanjut dengan Medel mencelup kain yang sudah diberi lilin batik kedalam warna yang dikehendaki biasanya warna gelap mempergunakan nila. Ngerok dan Nggirah ini adalah proses menghilangkan lilin dari bagian2 yang akan diberi warna, dengan alat kerok/serut. Selanjutnya Mbironi yaitu menutup bagian2 yang akan dibiarkan tetap berwarna putih dan tempat2 yang terdapat cecek (titik titik). Nyoga, mencelup kain kedalam pewarna coklat dan proses terakhir adalah Nglorod atau menghilangkan lilin batik dengan air mendidih dan akhirnya kain dikeringkan dan siap diproses menjadi pakaian atau tetap sebagai kain jarik.

peksikukilo.jpg

Gambar diatas adalah motif batik tulis saat ini yang diberi nama Peksikukilo oleh perancangnya; Ibu Siti Sendari yang showroom dan pabriknya di Jl. Soepomo No. 56 Solo,motif modern yang nampak indah dan anggun.

Apa itu Canthing ?

canthing.jpgCanthing adalah sebuah alat untuk membatik.
  • Perkembangan Batik di Indonesia
Sejarah pembatikan di Indonesia berkaitan dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan kerajaan sesudahnya. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta.

Kesenian batik merupakan kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.

Dalam perkembangannya lambat laun kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga istana, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria.
Tahapan-tahapan dalam proses pembutan batik tulis ini:

  1. Langkah pertama adalah membuat desain batik yang biasa disebut molani. Dalam penentuan motif, biasanya tiap orang memiliki selera berbeda-beda. Ada yang lebih suka untuk membuat motif sendiri, namun yang lain lebih memilih untuk mengikuti motif-motif umum yang telah ada. Motif yang kerap dipakai di Indonesia sendiri adalah batik yang terbagi menjadi 2 : batik klasik, yang banyak bermain dengan simbol-simbol, dan batik pesisiran dengan ciri khas natural seperti gambar bunga dan kupu-kupu. Membuat design atau motif ini dapat menggunakan pensil.

  2. Setelah selesai melakukan molani, langkah kedua adalah melukis dengan (lilin) malam menggunakan canting (dikandangi/dicantangi) dengan mengikuti pola tersebut.

  3. Tahap selanjutnya, menutupi dengan lilin malam bagian-bagian yang akan tetap berwarna putih (tidak berwarna). Canting untuk bagian halus, atau kuas untuk bagian berukuran besar. Tujuannya adalah supaya saat pencelupan bahan kedalam larutan pewarna, bagian yang diberi lapisan lilin tidak terkena.

  4. Tahap berikutnya, proses pewarnaan pertama pada bagian yang tidak tertutup oleh lilin dengan mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu .

  5. Setelah dicelupkan, kain tersebut di jemur dan dikeringkan.

  6. Setelah kering, kembali melakukan proses pembatikan yaitu melukis dengan lilin malam menggunakan canting untuk menutup bagian yang akan tetap dipertahankan pada pewarnaan yang pertama.

  7. Kemudian, dilanjutkan dengan proses pencelupan warna yang kedua.

  8. Proses berikutnya, menghilangkan lilin malam dari kain tersebut dengan cara meletakkan kain tersebut dengan air panas diatas tungku.

  9. Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan kembali proses pembatikan dengan penutupan lilin (menggunakan alat canting)untuk menahan warna pertama dan kedua.

  10. Proses membuka dan menutup lilin malam dapat dilakukan berulangkali sesuai dengan banyaknya warna dan kompleksitas motif yang diinginkan.

  11. Proses selanjutnya adalah nglorot, dimana kain yang telah berubah warna direbus air panas. Tujuannya adalah untuk menghilangkan lapisan lilin, sehingga motif yang telah digambar sebelumnya terlihat jelas. Anda tidak perlu kuatir, pencelupan ini tidak akan membuat motif yang telah Anda gambar terkena warna, karena bagian atas kain tersebut masih diselimuti lapisan tipis (lilin tidak sepenuhnya luntur). Setelah selesai, maka batik tersebut telah siap untuk digunakan.

  12. Proses terakhir adalah mencuci kain batik tersebut dan kemudian mengeringkannya dengan menjemurnya sebelum dapat digunakan dan dipakai.

Alat dan Bahan Membuat Batik


      Berikut ini adalah alat dan bahan yang harus disiapkan untuk membuat batik tulis :

    • Kain mori (bisa terbuat dari sutra atau katun)
    • Canting sebagai alat pembentuk motif,
    • Gawangan (tempat untuk m enyampirkan kain)
    • Lilin (malam) yang dicairkan
    • Panci dan kompor kecil untuk memanaskan
    • Larutan pewarna

Jumat, 26 Maret 2010

Tips Don't

Don’t :

Agar padu padan dalam berbatik terlihat serasi,anda perlu menghindari hal-hal berikut ini:

  1. Hindari pola cutting terbuka untuk acara kekantor.
  2. Hindari motif batik yang besar dan mencolok bagi yang berbadan besar.
  3. Bagi yang berkulit putih,hindari pemakaian batik yang bermotif cerah karena tampak kurang elegan
  4. Bagi anda yang mengenakan jilbab,tidak perlu menggunakan kerudung bermotif batik jika sudah memakai baju motif batik.
  5. Bagi yang ingin kelihatan dewasa dan elegant hindari motif batik cerah.
  6. Hindari model kerah menggelembung bagi yang memiliki leher pendek yang akan memberi kesan leher anda semakin pendek.
  7. Untuk pria,sebaiknya hindari baju batik berlengan pendek pada acara formal
  8. Jika memiliki dada besar,hindari motif batik besar dan berkerut pada bagian dada. Ini memberi kesarn dada semakin penuh.
  9. Hindari pemakaian aksesories yang berlebihan karena menghilangkan kesan elegan batik anda.

Tips DO

Do :

Lakukan hal-hal berikut ini agar tampilan Anda selaras dengan menggunakan batik
  1. Pilih mode batik yang sesuai dengan acara formal,kasual,ke kantor,berbelanja,atau acara keluarga.
  2. Sebaiknya,padu padankan motif batik dengan padanan yang berdetail ringan (warna polos dan cutting yang simple) untuk mendapatkan tampilan yang seimbang.
  3. Gunakan aksesori yang berwarna senada dengan batik.
  4. Kenakan aksesori simple untuk anda yang beraktifitas tinggi
  5. Motif batik dapat dipadukan dengan motif lurik atau kotak-kotak
  6. Bagi yang memiliki leher jenjang,coba pakai kerah mandarin agar leher anda semakin terliat mempesona
  7. Bukan suatu masala memadankan dua motif batik dalam satu padanan. Carilah warna yang senada dengan motif yang hampir serupa
  8. Baju batik dapat dipadupadankan dengan rok maupun celana jeans.
  9. Bagi pria,gunakan motif dan warna simpel untuk acara formal.
  10. Pria dapat memakai aksesori yang berbahan logam dan kulit untuk mempermanis penampilan.

Batik Belanda-Pengaruh Budaya Asing Terhadap Batik Nusantara

Batik Belanda merupakan jenis batik yang tumbuh dan berkembang antara 1840 – 1940. Kebanyakan dibuat di daerah pesisir,seperti Pekalongan,dengan pasar masyarakat Belanda dan Indo-Belanda. Kebanyakan berbentuk sarung,batik Belanda tampil dalam pola dan motif yang khas. Umumnya masuk pola buketan,dalam paduan aneka bunga yang dirangkai,dengan imbuhan ragam hias burung (terutama bangau,angsa,burung-burung kecil dan kupu-kupu), dalam warna cerah sesuai selera masyarakat Eropa.

Berbeda dari motif batik Indonesia lainnya yang umumnya diungkap dalam bentuk stilasi,motif pada batik Belanda hadir dalam bentuk nyata : Bunga,satwa,pesawat terbang,prajurit berbaris memanggul senjata,dan sebagainya. Bahkan banyak wastra batik Belanda yang menampilkan fragmen gambar dari dongeng-dongeng eropa seperti si Kopiah Merah,Putih Salju dan Hanzel dan Gretel. Beberapa wastra menghadirkan pengaruh budaya Cina,seperti pola Dewi Hsi Wang Mu,pola wayang bahkan adegan sirkus.
Dari sekedar memesan wastra batik kepada para perajin atau saudagar yang ada, belakangan batik Belanda dibuat sendiri oleh kalangan Belanda di Indonesia. Iwan Tirta dalam buku Batik, Sebuah Lakon,maupun Santosa H.Dullah dalam buku batik,”Pengaruh Zaman dan Lingkungan” menyebut Carolina Josephina von Franquemont sebagai pelopornya,yang mendirikan perusahaan batik di Surabaya tahun 1840 yang kemudian memindahkan usahanya ke Semarang. Ia terkenal dengan penemuan warna hijau dari zat warna nabati yang tahan luntur,zat yang kemudian dikenal sebagai hijau franquemont.
Iwan maupun Santosa juga menyebut pelopor lainnya,yakni Catharina Carolina van Oosterom, yang produk-produk batiknya dikenal sebagai batik Panastroman (dari kata van Oosterom),dibuat di Semarang,lalu pindah ke Banyumas dengan pola-pola yang banyak menampilkan pengaruh keraton.

Batik Pekalongan

Berbeda halnya dengan batik pekalongan,daerah pekalongan yang terletak di tepi laut atau pesisir utara Jawa Timur. Sebagai tempat perdagangan di daerah pekalongan perkembangan seni dan budaya terpengaruh dari budaya luar. Demikian juga halnya dengan perkembangan kain batik di daerah ini telah terjadi akulturasi budaya dari daerah lain.

Motif batik pekalongan banyak dipengaruhi dengan budaya Cina yang mempunyai corak atau gaya Cina. Motif-motif Cina jelas tergambar pada motif kain batik,diantaranya :

  • Liong yaitu motif yang berbentuk naga berkaki
  • Burung Phoenix yaitu motif yang berbentuk burung dengan bulu ekor dan sayap yang menjulur panjang

Disamping itu motif batik pekalongan bebas terlepas dari norma-norma atau adat istiadat,memenuhi selera pasar. Batik Pekalongan ini bisa kita kategorikan sebagai batik pesisir.

Batik Cirebon

Cirebon terletak di daerah pesisir Jawa Barat,kota madya ini terletak di pesisir pantai utara. Kota Cirebon ini pada zaman dahulu sebagai salah satu tempat pusat perdagangan di pesisir pantai utara Jawa. Sebagai salah satu tempat pusat perdagangan masyarakat Cirebon banyak terpengaruh dengan budaya yang masuk di daerahnya atau kita kenal dengan akulturasi budaya.

Demikian juga halnya dengan seni batik di daerah ini banyak terpengaruh dari budaya daerah lain. Diantara pengaruh-pengaruh itu adalah pengaruh dari budaya Islam,dapat kita lihat adanya motif-motif kaligrafi huruf arab,ragam hias buroq dsb. Disamping budaya Islam,pengaruh budaya Cina juga tampak muncul pada kerajinan seni batik di Cirebon.

Batik Banyumasan

Batik pengaruh keraton memadukan ragam hias utama batik keraton Mataram dengan ragam hias khas daerah setempat sebagai suatu susunan pola, yang kemudian berkembang sesuai selera masyarakatnya. Pengaruh ini sudah berlangsung sejak abad ke 17,saat Sultan Agung dari Mataram menguasai hampir seluruh Pulau Jawa,bahkan sampai Palembang dan Jambi di Sumatra,serta Banjarmasin di Kalimantan Selatan.

Seni dan budaya mataram termasuk wastra batik,tersebar luas di masa Sultan Agung. Tak cuma ke daerah sekitar Banyumas, tetapi juga hingga Madura. Pengaruh keraton pada batik Cirebon terjadi saat Sultan Agung memperistri putri Keraton Cirebon. Beberapa kawasan Jawa Barat saat itu juga jadi wilayah Mataram,hingga bisa dipahami bila pengaruh batik keraton juga sampai ke Garut.

Batik Pekalongan, antara Masa Lampau dan Kini

Batik Pekalongan, antara Masa Lampau dan Kini

BATIK pekalongan menjadi sangat khas karena bertopang sepenuhnya pada ratusan pengusaha kecil, bukan pada segelintir pengusaha bermodal besar. Sejak berpuluh tahun lampau hingga sekarang, sebagian besar proses produksi batik pekalongan dikerjakan di rumah-rumah.Akibatnya, batik pekalongan menyatu erat dengan kehidupan masyarakat Pekalongan yang kini terbagi dalam dua wilayah administratif, yakni Kota Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Batik pekalongan adalah napas kehidupan sehari-sehari warga Pekalongan. Ia menghidupi dan dihidupi warga Pekalongan.

Meskipun demikian, sama dengan usaha kecil dan menengah lainnya di Indonesia, usaha batik pekalongan kini tengah menghadapi masa transisi. Perkembangan dunia yang semakin kompleks dan munculnya negara pesaing baru, seperti Vietnam, menantang industri batik pekalongan untuk segera mentransformasikan dirinya ke arah yang lebih modern.

Gagal melewati masa transisi ini, batik pekalongan mungkin hanya akan dikenang generasi mendatang lewat buku sejarah.Ketika itu, pola kerja tukang batik masih sangat dipengaruhi siklus pertanian. Saat berlangsung masa tanam atau masa panen padi, mereka sepenuhnya bekerja di sawah. Namun, di antara masa tanam dan masa panen, mereka bekerja sepenuhnya sebagai tukang batik.ZAMAN telah berubah. Pekerja batik di Pekalongan kini tidak lagi didominasi petani. Mereka kebanyakan berasal dari kalangan muda setempat yang ingin mencari nafkah. Hidup mereka mungkin sepenuhnya bergantung pada pekerjaan membatik.Apa yang dihadapi industri batik pekalongan saat ini mungkin adalah sama dengan persoalan yang dihadapi industri lainnya di Indonesia, terutama yang berbasis pada pengusaha kecil dan menengah.

Persoalan itu, antara lain, berupa menurunnya daya saing yang ditunjukkan dengan harga jual produk yang lebih tinggi dibanding harga jual produk sejenis yang dihasilkan negara lain. Padahal, kualitas produk yang dihasikan negara pesaing lebih baik dibanding produk pengusaha Indonesia.Penyebab persoalan ini bermacam-macam, mulai dari rendahnya produktivitas dan keterampilan pekerja, kurangnya inisiatif pengusaha untuk melakukan inovasi produk, hingga usangnya peralatan mesin pendukung proses produksi.

Sejarah Batik Pekalongan

Sejarah Batik Pekalongan

Meskipun tidak ada catatan resmi kapan batik mulai dikenal di Pekalongan, namun menurut perkiraan batik sudah ada di Pekalongan sekitar tahun 1800. Bahkan menurut data yang tercatat di Deperindag, motif batik itu ada yang dibuat 1802, seperti motif pohon kecil berupa bahan baju.

Namun perkembangan yang signifikan diperkirakan terjadi setelah perang besar pada tahun 1825-1830 di kerajaan Mataram yang sering disebut dengan perang Diponegoro atau perang Jawa. Dengan terjadinya peperangan ini mendesak keluarga kraton serta para pengikutnya banyak yang meninggalkan daerah kerajaan. Mereka kemudian tersebar ke arah Timur dan Barat. Kemudian di daerah - daerah baru itu para keluarga dan pengikutnya mengembangkan batik.

Ke timur batik Solo dan Yogyakarta menyempurnakan corak batik yang telah ada di Mojokerto serta Tulungagung hingga menyebar ke Gresik, Surabaya dan Madura. Sedang ke arah Barat batik berkembang di Banyumas, Kebumen, Tegal, Cirebon dan Pekalongan. Dengan adanya migrasi ini, maka batik Pekalongan yang telah ada sebelumnya semakin berkembang.Seiring berjalannya waktu, Batik Pekalongan mengalami perkembangan pesat dibandingkan dengan daerah lain. Di daerah ini batik berkembang di sekitar daerah pantai, yaitu di daerah Pekalongan kota dan daerah Buaran, Pekajangan serta Wonopringgo.

Sejarah Batik di Indonesia

  • Sejarah Batik di Indonesia

Sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerjaan Solo dan Yogyakarta.

Jadi kesenian batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerjaan Majapahit dan terus berkembang kepada kerajaan dan raja-raja berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia kesatu habis atau sekitar tahun 1920. Adapun kaitan dengan penyebaran ajaran Islam. Banyak daerah-daerah pusat perbatikan di Jawa adalah daerah-daerah santri dan kemudian Batik menjadi alat perjaungan ekonomi oleh tokoh-tokoh pedangan Muslim melawan perekonomian Belanda.

Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluaga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.

Lama-lama kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga kraton, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria. Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri.

Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai tediri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanahlumpur.

Jaman MajapahitBatik yang telah menjadi kebudayaan di kerajaan Majahit, pat ditelusuri di daerah Mojokerto dan Tulung Agung. Mojoketo adalah daerah yang erat hubungannya dengan kerajaan Majapahit semasa dahulu dan asal nama Majokerto ada hubungannya dengan Majapahit. Kaitannya dengan perkembangan batik asal Majapahit berkembang di Tulung Agung adalah riwayat perkembangan pembatikan didaerah ini, dapat digali dari peninggalan di zaman kerajaan Majapahit. Pada waktu itu daerah Tulungagung yang sebagian terdiri dari rawa-rawa dalam sejarah terkenal dengan nama daerah Bonorowo, yang pada saat bekembangnya Majapahit daerah itu dikuasai oleh seorang yang benama Adipati Kalang, dan tidak mau tunduk kepada kerajaan Majapahit.

Diceritakan bahwa dalam aksi polisionil yang dilancarkan oleh Majapahati, Adipati Kalang tewas dalam pertempuran yang konon dikabarkan disekitar desa yang sekarang bernama Kalangbret. Demikianlah maka petugas-petugas tentara dan keluara kerajaan Majapahit yang menetap dan tinggal diwilayah Bonorowo atau yang sekarang bernama Tulungagung antara lain juga membawa kesenian membuat batik asli.

Batik tulis Kemanukan mulai bangkit

BATIK tulis dari Desa Kemanukan, Kecamatan Bagelen, Purworejo, mulai bangkit.Sebelas perajin membentuk kelompok batik dan memproduksi sendiri sejak dari awal pembuatan berupa pembatikan dengan malam hingga pembabaran (pewarnaan). Para pembatik berharap hasil produksi mereka dapat dipasarkan melalui Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi.Menurut pembatik Sulasmi (48) warga Desa Kemanukan, keterampilan membatik diperolehnya secara turun temurun dari nenek buyutnya. Kegiatan membatik bagi sebagian pembatik warga Kemanukan hanya merupakan pekerjaan sambilan. Pekerjaan utama mereka selain ibu rumah tangga adalah bercocok tanam di sawah."Jadi di sela-sela kesibukan bercocok tanam dan memasak, kami membatik. Memang membatik belum menjadi pekerjaan pokok kami, masih berupa sambilan di selasela waktu luang," tutur Sulasmi saat ditemui di kediamannya, kemarin.Menurut Sulasmi, banyak perempuan yang mahir membatik di desanya. Namun sayanganya membatik hanya bersifat selingan karena kesulitan dalam memasarkan hasil batikan.Semangat Kabar disahkan batik sebagai warisan budaya milik Indonesia oleh Unesco beberapa waktu lalu memang tidak begitu terdengar di desa itu. Namun semangat pembatik warga Kemanukan layak diacungi jempol. Demi mengasah keterampilannya, para pembatik di desa itu meluangkan waktu secara berkala untuk berkarya sambil menunggu pengepul yang tidak tentu kedatangannya.Menurut Suparmi, kegiatan membatik secara massal hanya dilakukan saat ada pesanan khusus dari pengusaha.Biasanya mereka tinggal membuat dengan corak dan warna sesuai keinginan pemesan.

wawasanDigital-batik tulis kemanukan

Perawatan Baju Batik

Banyak orang yang saat ini menyukai baju batik. Selain sedang trend, batik juga merupakan salah satu ciri khas indonesia. Batik dapat digunakan dalam acara formal tetapi dengan model baju batik solo saat ini, batik tetap pantas dalam acara informal. Bagi anda yang mempunyai baju batik solo atau penyuka batik, tentu anda ingin merawat desain busana batik anda sebaik-baiknya. Ada hal-hal yang harus anda perhatikan saat proses pencucian atau saat penyimpanan.

Berikut saran-saran dalam merawat pakaian batik anda:
  • Cuci baju batikdengan sabun khusus atau menggunakan shampo.
  • Jangan digosok dan jangan menggunakan detergen. Anda dapat menggunakan jeruk nipis bila pakaian batik anda terkena noda.
  • Jangan jemur batik pada tempat yang langsung terkena matahari, tetapi jemur batik di tempat yang teduh hal ini biar motif batik terlihat tetap bagus
  • Saat menyimpan dalam lemari, anda dapat memasukkan akar wangi agar motif batik anda tidak dirusak ngengat.

http://kumpulan.info

Tips Merawat Kain Baju Batik

  1. Saat mencucinya, gunakan sabun pencuci khusus untuk kain batik yang banyak dijual di pasaran.
  2. Atau, cuci baju batik dengan sampo rambut. Sebelumnya, larutkan sampo di air sampai tak ada bagian yang mengental. Lalu, celupkan design batik.
  3. Mencuci model batik juga bisa dengan menggunakan buah lerak atau daun tanaman dilem yang sudah diredam air hangat. Caranya, remas-remas buah lerak atau daun dilem sampai mengeluarkan busa lalu tambahkan air secukupnya, dan siap untuk mencuci batik. Aroma buah lerak mampu mencegah munculnya hewan kecil yang bisa merusak model baju batik.
  4. Saat mencuci desain baju batik, jangan pakai deterjen dan jangan digosok. Jika batik tak terlalu kotor, cukup rendam di air hangat. Tapi jika benar-benar kotor, misalnya terkena noda makanan, bisa dihilangkan dengan sabun mandi atau kulit jeruk. Caranya, cukup dengan mengusapkan sabun mandi atau kulit jeruk di bagian yang kotor tadi.
  5. Sebaiknya, jangan mencuci batik dengan mesin cuci em klo anda mau membuat batik sebaiknya jahit saja dengan distributor mesin jahit.
  6. Saat akan menjemurnya, batik yang basah tak perlu diperas. Dan jangan menjemurnya langsung di bawah sinar matahari. Jemurlah di tempat teduh atau diangin-anginkan hingga kering.
  7. Saat menjemurnya, tarik bagian tepi batik secara perlahan agar serat yang terlipat kembali ke posisi semula.
  8. Jika sudah dijemur, hindari menyeterika batik secara langsung. Jika batik tampak sangat kusut, semprotkan sedikit air di atas kain batik lalu letakan sehelai alas kain di atasnya, baru diseterika, cek info lainnya di sewa mobil murah bali.
  9. Bila anda ingin memberi pewangi atau pelembut kain pada batik tulis, jangan semprotkan langsung pada kainnya. Sebaiknya, tutupi dulu batik tulis dengan koran, lalu semprotkan cairan pewangi dan pelembut kain tadi di atas koran.
  10. Jangan semprotkan parfum atau minyak wangi langsung ke kain batik, terutama batik sutera dengan pewarna alami.
  11. Simpan batik kesayangan anda dalam plastik agar tak dimakan ngengat. Saat disimpan dalam lemari jangan diberi kapur barus, karena zat padat ini sangat keras dan bisa merusak batik.
  12. Cara lain agar batik tak dimakan ngengat, beri sedikit merica yang dibungkus tisu di lemari tempat menyimpan batik. Atau, letakkan akar wangi yang sudah dua kali melalu proses pencelupan dalam air panas dan dijemur hingga kering. Baju batik anda akan selalu tampil baru sepeti di tempat jual batik dan jual baju batik.


(http://www.tabloidnova.com

TIPS MEMILIH BAJU BATIK

Berikut adalah tips memilih baju batik. Tidak di pungkiri sebagai salah satu warisan budaya bangsa.Batik / baju batik kini menjadi busana resmi yang kian digandrungi oleh masyarakat indonesia. Jenisnya pun bervariasi, mulai batik tulis yang menggunakan canting hingga baju batik motif dengan cetakan mesin (print) turut dijajakan di pasaran. Agar anda bisa membedakan mana yang sesuai dengan selera anda, ada baiknya jika mengikuti tips tentang desain busana batik berikut ini :

  1. tentukan jenis kain batik, design batik, motif batik yang anda inginkan.
  2. jika dilihat dari proses pembuatan motif batik batik ada batik tulis dan batik print. Batik tulis memiliki motif yang sama pada bagian dalam dan luar pakaian. Sedangkan, model batik print design batik lebih terang dibagian luarnya dan agak pudar di bagian dalam pakaian. Untuk memastikannya, anda bisa menceknya langsung.
  3. jika dilihat dari bahannya, ada model batik lawas yang awalnya digunakan untuk kain gendongan yang sifatnya mudah sobek. Secara penggunaan bahan ini digemari karena adem dan nyaman kala dipakai. Namun secara tekstur, kainnya lebih tebal.
  4. untuk kategori bahan yang di gunakan sebagai pembuat kain batik yulis, bahan yg paling baik digunakan biasanya alat tenun bukan mesin (atbm), biasanya bahan dasar yang digunakan adalah sutera jadi wajar saja jika harganya paling mahal dikelasnya.
  5. untuk perawatan model batik, batik berbahan premium salah satunya sutera harus di dryclean agar lebih awet dan terjaga serat kainnya. ;
  6. sedangkan baju batik solo biasa, pencuciannya direndam tanpa sabun. Hal ini bertujuan untuk menjaga warnanya agar tidak cepat pudar.

Http://grosirbajuonline.com

Rabu, 24 Maret 2010

Beberapa tahun ini industri batik di Jawa Tengah meningkat pesat karena tingginya minat pasar. Kabupaten dan kota yang pernah memiliki batik berupaya membangkitkannya kembali, sedangkan yang tak memiliki mencoba menciptakan. Sebanyak 30 kabupaten/kota, dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah, tahun ini sudah memiliki industri batik.

BATIK JATENG TERUS TUMBUH
Salatiga, Kompas - Beberapa tahun ini industri batik di Jawa Tengah meningkat pesat karena tingginya minat pasar. Kabupaten dan kota yang pernah memiliki batik berupaya membangkitkannya kembali, sedangkan yang tak memiliki mencoba menciptakan. Sebanyak 30 kabupaten/kota, dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah, tahun ini sudah memiliki industri batik.

Padahal pada tahun 2000, baru 20 kabupaten dan kota yang memiliki industri batik. Di 30 kabupaten dan kota itu, jumlah usaha batik 3.532 unit. Lima kabupaten dan kota yang belum mengembangkan batik ialah Kabupaten Grobogan, Kabupaten dan Kota Magelang, Blora, serta Temanggung.

“Daerah yang baru mengembangkan batik belakangan ini, antara lain, Kota Semarang, Kabupaten Semarang, dan Kota Salatiga,” kata Sri Hestiningsih, Koordinator Sekretariat Forum Pengembangan Ekonomi dan Sumber Daya Jawa Tengah, di sela- sela Rapat Sinkronisasi FEDEP dan Klaster Badan Koordinasi Wilayah I Jateng, di Kota Salatiga, Selasa (16/6).

Menurut Hestiningsih, pertumbuhan industri batik semakin pesat empat tahun ini. Kondisi itu didorong tingginya minat pasar untuk membeli batik, terutama setelah ada kebijakan dari setiap kabupaten dan kota mewajibkan pegawai negeri sipil menggunakan batik pada hari-hari tertentu.

Kabupaten Pati, misalnya, kembali mengembangkan batik Bakaran di Kecamatan Juwana sejak 2006. Menurut Kepala Bidang Ekonomi, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pati, Sudji, batik Bakaran sempat lama tidak dikenal. Seiring timbul keinginan mengangkat ciri daerah, batik itu kembali dikembangkan. Saat ini ada 20 unit usaha batik di Juwana. (gal)

Sumber

Post to: delicious, Digg, ma.gnolia, Stumbleupon

Batik Yogyakarta adalah salah satu dari batik Indonesia yang pada awalnya dibuat terbatas hanya untuk kalangan keluarga keraton saja. Setiap motif yang terujud dalam goresan canting pada kain batik Yogyakarta adalah sarat akan makna, adalah cerita. Hal inilah yang membedakan batik Yogyakarta dengan batik-batik lain, yang menjaga batik Yogyakarta tetap memiliki eksklusifitas dari sebuah mahakarya seni dan budaya Indonesia.

Untuk memudahkan Anda, kami telah mengelompokkan beberapa koleksi kain batik kami tersebut ke dalam beberapa kelompok motif, seperti motif parang, motif bouquet, motif ceplok, motif kawung, motif nitik, motif sido luhur, motif truntum, motif udan liris, motif tambal.

Jika Anda tertarik dengan produk kami, Anda dapat langsung menghubungi kami disini, baik melalui email, YM, SMS, atau telepon, dan kami akan dengan senang hati melayani Anda, bersama-sama menjadi salah satu barisan penjaga aset budaya bangsa.

Batik Cap

Batik Cap

  1. Dikerjakan dengan menggunakan cap (alat yang terbuat dari tembaga yang dibentuk sesuai dengan gambar atau motif yang dikehendaki). Untuk pembuatan satu gagang cap batik dengan dimensi panjang dan lebar : 20 cm X 20 cm dibutuhkan waktu rata-rata 2 minggu.
  2. Bentuk gambar/desain pada batik cap selalu ada pengulangan yang jelas, sehingga gambar nampak berulang dengan bentuk yang sama, dengan ukuran garis motif relatif lebih besar dibandingkan dengan batik tulis.
  3. Gambar batik cap biasanya tidak tembus pada kedua sisi kain.
  4. Warna dasar kain biasanya lebih tua dibandingkan dengan warna pada goresan motifnya. Hal ini disebabkan batik cap tidak melakukan penutupan pada bagian dasar motif yang lebih rumit seperti halnya yang biasa dilakukan pada proses batik tulis. Korelasinya yaitu dengan mengejar harga jual yang lebih murah dan waktu produksi yang lebih cepat. Waktu yang dibutuhkan untuk sehelai kain batik cap berkisar 1 hingga 3 minggu.
  5. Untuk membuat batik cap yang beragam motif, maka diperlukan banyak cap. Sementara harga cap batik relatif lebih mahal dari canting. Untuk harga cap batik pada kondisi sekarang dengan ukuran 20 cm X 20 cm berkisar Rp. 350.000,- hingga Rp. 700.000,-/motif. Sehingga dari sisi modal awal batik cap relatif lebih mahal.
  6. Jangka waktu pemakaian cap batik dalam kondisi yang baik bisa mencapai 5 tahun hingga 10 tahun, dengan catatan tidak rusak. Pengulangan cap batik tembaga untuk pemakainnya hampir tidak terbatas.
  7. Harga jual batik cap relatif lebih murah dibandingkan dengan batik tulis, dikarenakan biasanya jumlahnya banyak dan miliki kesamaan satu dan lainnya tidak unik, tidak istimewa dan kurang eksklusif.

Disamping adanya perbedaan dari sisi visual antara batik tulis dan batik cap, namun dari sisi produksi ada beberapa kesamaan yang harus dilalui dalam pengerjaan keduanya. Diantaranya adalah sbb:

  • Keduanya sama-sama bisa dikatakan kain batik, dikarenakan dikerjakan dengan menggunakan bahan lilin sebagai media perintang warna.
  • Dikerjakan hampir oleh tangan manusia untuk membuat gambar dan proses pengerjaan buka tutup warnanya.
  • Bahan yang digunakannya juga sama berupa bahan dasar kain yang berwarna putih, dan tidak harus dibedakan jenis bahan dasar benangnya (katun atau sutra) atau bentuk tenunannya.
  • Penggunaan bahan-bahan pewarna serta memproses warnanya sama, tidak ada perbedaan anatara batik tulis dan batik cap.
  • Cara menentukan lay-out atau patron dan juga bentuk-bentuk motif boleh sama diantara keduanya. Sehingga ketika keduanya dijahit untuk dibuat busana tidak ada perbedaan bagi perancang busana atau penjahitnya. Yang membedakan hanya kualitas gambarnya saja.
  • Cara merawat kain batik (menyimpan, menyuci dan menggunakannya) sama sekali tidak ada perbedaan.
  • Untuk membuat keduanya diperlukan gambar awal atau sket dasar untuk memudahkan dan mengetahui bentuk motif yang akan terjadi.

Berikut ini contoh lain dari batik tulis dan cap:


Semoga bagi konsumen pecinta batik tidak akan merasa tertipu lagi dan bisa mengenal lebih jauh perbedaan antara batik tulis dan batik cap. Selamat berbelanja dan bravo batik Indonesia.

Tentang Penulis: Komarudin Kudiya

Komarudin Kudiya H. Komarudin Kudiya S.IP, M.Ds. (40) lahir dan dibesarkan di Desa Trusmi Plered Cirebon. Terlahir dari lingkungan pengrajin batik Trusmi Cirebon dan merupakan generasi ke lima dari keluarga pengrajin batik yang handal. Setelah lulus dari SMA melanjutkan sekolah Diploma 3 di UNPAD jurusan Adminitrasi Logistik, kemudian melanjutkan ke program Extensi Hubungan Internasional S1 di UNPAD lulus pada tahun 2000. Pada tahun 2003 lulus dari Program Magister S2, Jurusan Desain FSRD – ITB.

Perbedaan Batik Tulis dan Batik Cap

Perkembangan batik pada masa sekarang cukup menggembirakan, hal ini berdampak positif bagi produsen batik-batik di berbagai daerah. Permintaan batik tulis maupun batik cap sangat tinggi sekali, walaupun kebutuhan pasar batik tersebut sebagian sudah dipenuhi dengan tekstil bermotif batik yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan tekstil yang bermodal besar. Beberapa pengrajin batik menghendaki untuk pembayaran di muka agar produksinya bisa lancar dan pembeli akan segera menerima pesanan yang diminta, hal ini mengingatkan pada masa tahun 70-an dimana pada waktu itu batik juga mengalami permintaan yang cukup lumayan jumlahnya.

Perbedaan batik tulis dan batik cap bisa dilihat dari beberapa hal sbb:

Batik Tulis

Batik Tulis

Batik Tulis

  1. Dikerjakan dengan menggunakan canting yaitu alat yang terbuat dari tembaga yang dibentuk bisa menampung malam (lilin batik) dengan memiliki ujung berupa saluran/pipa kecil untuk keluarnya malam dalam membentuk gambar awal pada permukaan kain.
  2. Bentuk gambar/desain pada batik tulis tidak ada pengulangan yang jelas, sehingga gambar nampak bisa lebih luwes dengan ukuran garis motif yang relatif bisa lebih kecil dibandingkan dengan batik cap.
  3. Gambar batik tulis bisa dilihat pada kedua sisi kain nampak lebih rata (tembus bolak-balik) khusus bagi batik tulis yang halus.
  4. Warna dasar kain biasanya lebih muda dibandingkan dengan warna pada goresan motif (batik tulis putihan/tembokan).
  5. Setiap potongan gambar (ragam hias) yang diulang pada lembar kain biasanya tidak akan pernah sama bentuk dan ukurannya. Berbeda dengan batik cap yang kemungkinannya bisa sama persis antara gambar yang satu dengan gambar lainnya.
  6. Waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan batik tulis relatif lebih lama (2 atau 3 kali lebih lama) dibandingkan dengan pembuatan batik cap. Pengerjaan batik tulis yang halus bisa memakan waktu 3 hingga 6 bulan lamanya.
  7. Alat kerja berupa canting harganya relatif lebih murah berkisar Rp. 10.000,- hingga Rp. 20.000,-/pcs.
  8. Harga jual batik tulis relatif lebih mahal, dikarenakan dari sisi kualitas biasanya lebih bagus, mewah dan unik.