Jumat, 26 Maret 2010

Batik tulis Kemanukan mulai bangkit

BATIK tulis dari Desa Kemanukan, Kecamatan Bagelen, Purworejo, mulai bangkit.Sebelas perajin membentuk kelompok batik dan memproduksi sendiri sejak dari awal pembuatan berupa pembatikan dengan malam hingga pembabaran (pewarnaan). Para pembatik berharap hasil produksi mereka dapat dipasarkan melalui Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi.Menurut pembatik Sulasmi (48) warga Desa Kemanukan, keterampilan membatik diperolehnya secara turun temurun dari nenek buyutnya. Kegiatan membatik bagi sebagian pembatik warga Kemanukan hanya merupakan pekerjaan sambilan. Pekerjaan utama mereka selain ibu rumah tangga adalah bercocok tanam di sawah."Jadi di sela-sela kesibukan bercocok tanam dan memasak, kami membatik. Memang membatik belum menjadi pekerjaan pokok kami, masih berupa sambilan di selasela waktu luang," tutur Sulasmi saat ditemui di kediamannya, kemarin.Menurut Sulasmi, banyak perempuan yang mahir membatik di desanya. Namun sayanganya membatik hanya bersifat selingan karena kesulitan dalam memasarkan hasil batikan.Semangat Kabar disahkan batik sebagai warisan budaya milik Indonesia oleh Unesco beberapa waktu lalu memang tidak begitu terdengar di desa itu. Namun semangat pembatik warga Kemanukan layak diacungi jempol. Demi mengasah keterampilannya, para pembatik di desa itu meluangkan waktu secara berkala untuk berkarya sambil menunggu pengepul yang tidak tentu kedatangannya.Menurut Suparmi, kegiatan membatik secara massal hanya dilakukan saat ada pesanan khusus dari pengusaha.Biasanya mereka tinggal membuat dengan corak dan warna sesuai keinginan pemesan.

wawasanDigital-batik tulis kemanukan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar